Sindikasi welcomepage.okezone.com

Minggu, 28 Oktober 2012

“PENERAPAN STRATEGI DISTRIBUSI DAN PROMOSI PADA PT. MUSTIKA RATU DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN”.


BAB II

LANDASAN TEORI


2.1. Marketing Mix
            Dalam pembelian barang yang diinginkan konsumen mempunyai berbagai macam pertimbangan antara lain: barang itu sendiri, bagaimana kualitasnya, harga dari barang itu, dimana tempat membelinya dan informasi mengenai produk tersebut. Kesemuanya itu harus dipertimbangkan oleh perusahaan bila ingin produknya terjual. Faktor-faktor ini terkenal dengan nama Marketing Mix.
            Adapun definisi Marketing Mix menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong, dalam buku Marketing (1995:74) adalah sebagai berikut:
            “ Marketing Mix adalah Himpunan atau perangkat variabel pemasaran yang terkendali yang diramu perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran”.
            Bauran pemasaran terdiri dari segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan pasar atas produknya. Beberapa kemungkinan itu bisa dikumpulkan oleh perusahaan kedalam empat kelompok variabel : kelompok variabel itu dikenal sebagai “Empat P” yaitu: Produc (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).

2.2. Pendistribusian
2.2.1. Definisi Pendistribusian
            Menurut Teguh Budiarta (1993:100) definisi dari pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar serta mempermudah penyampaian produk dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat) dengan yang diperlukan.



2.2.2. Sistem Distribusi
            Sistem distribusi dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
1.      Sistem distribusi langsung yaitu mendistribusikan barang secara langsung dari produsen ke konsumen.
2.      Sistem distribusi tidak langsung yaitu mendistribusikan barang dengan menggunakan perantara (midleman) sehingga tidak langsung bertemu dengan konsumen.

2.2.3. Saluran Distribusi
            Saluran distribusi merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan perusahaan, karena saluran distribusi merupakan unsur penggerak produk yang dihasilkan perusahaan menuju konsumen. Sedangkan arti dari saluran distribusi adalah alat dari manajemen yang digunakan untuk memindahkan barang dari produsen ke konsumen.
            Fandy Tjiptono (1997:187) mendefinisikan saluran distribusi adalah sebagai berikut:
“Rute atau rangkaian perantara baik yang dikelola pemasar maupun yang independen dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen”.
            David A. Revzan (1961:3) mendefinisikan saluran distribusi adalah sebagai berikut:
“Saluran merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai”.
            Dari definisi tersebut dapat diketahui adanya beberapa unsur penting, yaitu:
1.      Saluran merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
2.      Suatu organisasi yang mengatur aliran-aliran barang ataupun jasa dari produsen ke konsumen.
3.      Tujuan dari saluran distribusi adalah untuk mencapai pasa-pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
4.      Saluran distribusi melaksanakan 2 (dua) kegiatan penting untuk mencapai tujuan, yaitu mengadakan penggolongan produk dan mendistribusikannya.
Dalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen anggota-anggota saluran distribusi menjalankan sejumlah fungsi-fungsi utama dan terlibat dalam aliran kegiatan pemasaran sebagai berikut: (Kotler 1997:190):
1.   Informasi
      Pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran tentang konsumen,     pesaing dan kekuatan atau pelaku pasar lain yang ada sekarang maupun yang  potensial dalam lingkungan pemasaran.
2.   Promosi
      Pengembangan dan penyebaran komunikasi presuasif tentang penawaran untuk menarik minat / memikat pembeli.
3.   Negosiasi
      Usaha untuk mencapai kesepakatan tentang harga atau masalah lainnya yang   memungkinkan timbulnya perpindahan hak milik.
4.   Pemesanan
      Komunikasi mundur untuk menyampaikan informasi minat beli para anggota  saluran distribusi.
5.   Pembiayaan (Pembelanjaan)
      Usaha memperoleh dan mengalokasikan dana untuk menutup biaya-biaya       persediaan pada tingkat-tingkat saluran distribusi yang berbeda.
6.   Pengambilan Resiko
      Memperkirakan resiko yang berkaitan dengan tugas-tugas mendistribusikan.
7.   Kepemilikan Secara Fisik
   Mengatur urutan penyimpanan dan pemindahan produk fisik mulai dari bahan   mentah hingga ke konsumen akhir.
8.   Pembayaran
      Pembayaran faktur-faktur pembelian melalui bank

9.   Titel
      Memindahkan secara aktual hak milik dari satu pihak ke pihak yang lainnya.
 2.3. Promosi
2.3.1. Definisi dan Tujuan Promosi
            Promosi merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam manajemen pemasaran ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan.
            William D. Perreault (1996:296) mendefinisikan promosi adalah sebagai berikut:
“Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku”.
           
Dari definisi diatas menjelaskan bahwa kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan maksud untuk mempermudah penjualan suatu produk, dimana sifat dari komunikasi itu tidak hanya sebagai alat untuk penyebaran informasi mengenai produk tetapi bersifat membujuk dan mempengaruhi konsumen dengan meyakinkan kembali manfaat dari produk tersebut agar terciptanya pertukaran dan pembelian.
            Tujuan dari promosi menurut W. Cravens (1996:82) adalah sebagai berikut:
1.      Meraih peningkatan penjualan dan pangsa pasar untuk konsumen sasaran khusus dan prospek sasaran.
2.   Mendorong pembelian untuk mencoba suatu produk baru.
3.   Menarik konsumen-konsumen baru.

2.3.2. Pengertian Bauran Promosi
            Basu Swastha DH (1990:15) mendefinisikan bauran promosi adalah sebagai berikut:
“Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, penjualan langsung dan alat promosi lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan”.
            Faktor promosi mempunyai peranan yang paling penting dalam peningkatan penjualan, maka pelaksanaan promosi harus tepat dalam pemilihan komponen-komponen promosi tersebut agar berjalan efektif dan efisien. Menurut Philip Kotler (2001:774) komponen-komponen promosi yang digunakan adalah:
1.   Periklanan
      Mempunyai pengertian semua bentuk penyajian non personal mengenai suatu ide barang atau jasa yang dilakukan melalui berbagai media dalam bentuk pembayaran oleh sponsor tertentu.
2.   Pemesanan Langsung
      Penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung non personal hanya untuk berkomunikasi atau mendapatkan respon dari pelaggan dan calon pelanggan tertentu.
3.   Promosi Penjualan
      Merupakan elemen yang menyedot dana terbesar dalam bauran promosi pengeluaran terutama dilakukan untuk memberi potongan harga, pemberian hadiah langsung, undian, dan sampel.
4.   Hubungan Masyarakat Atau Publisitas
      Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
5.   Personal Selling
      Sebagai pelengkap periklanan, karena hal ini dilakukan secara individual dan dilakukan oleh staff pemasaran langsung bukan melalui media massa.

2.4. Pengertian Alat Analisis.
2.4.1. Regresi Linier Berganda.      
            Definisi dan persamaan umum regresi linier berganda menurut Anto Dajan (1995:399), Regresi Linier berganda adalah suatu teknik yang dipakai untuk menggambarkan betapa suatu variable dependen dihubungkan dengan dua atau lebih dari variable independen.
            Analisa regresi linier berganda didasarkan pada 3 asumsi, yaitu:
1.      Distribusi probabilitas bersyarat variable dependen bagi serangkaian variable independen mengikuti pola normal atau kurang lebih normal.
2.      Distribusi bersyarat variable dependen bagi tiap kombinasi variable independen memiliki varians yang sama.
3.      Nilai-nilai variabel dependen harus independen satu dengan lainnya.

Nilai a, b1, dan b2 dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai   berikut :
A  =     n Sx1 y – (Sx1) (Sy)
B  =     n Sx22 – (Sx2)2
C  =     n Sx1x2 – (Sx1) (Sx2)
D  =     n Sx2y – (Sx2) (Sy)
E  =     n Sx12 – (Sx1)2
F  =      SB – (C)2
                Kemudian hasil perhitungan dari poin-poin A, B, C, D E, dan F dapat digunakan untuk mencari nilai b1, b2, dan a :
Dimana :
            AB – CD
b1   =
                  F

            DE – AC
b2   =
                  F


Sy – b1 Sx1 – b2 Sx2
 a   =
                         n

Terakhir masukkan nilai dari b1, b2, dan a, ke dalam bentuk umum :
                        Y = a + b1x1 + b2x2
Dimana :    y          :  Variabel terikat (Dependen)
                  x1, x2    :  Variabel bebas (Independen)
                  b1, b2    :  Koefisien Regresi Linier berganda
                  a          :  Konstanta
2.4.2. Korelasi
1.      Analisis korelasi berguna untuk menentukan besaran yang menyatakan seberapa kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Simbol dari besaran korelasi adalah r yang disebut koefisien korelasi.
2.      Nilai koefisien korelasi r berkisar antara –1 sampai +1 yang kriteria pemanfaatannya adalah sebagai berikut :
a.       Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif yaitu makin besar nilai variabel x (independen), maka makin besar pula nilai variabel y (dependen) atau sebaliknya, semakin kecil nilai variabel x maka makin kecil pula nilai variabel y.
b.      Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif yaitu makin kecil nilai varibel x maka makin besar nilai-nilai variabel y atau sebaliknya makin besar nilai variabel x, makin kecil pula nilai variabel y.
c.       Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x dan variabel y.
d.      Jika nilai r = 1 atau r = -1, telah terjadi hubungan linier sempurna, yaitu garis lurus sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0, maka garis makin tidak lurus.
3.   Untuk menghitung koefisien korelasi r dalam regresi linier berganda digunakan rumus sebagai berikut :
            r  =  Ö r2

Dimana :    r        :     Koefisien korelasi
                        r2       :     Nilai dari Koefisien Determinasi

             n (a Sy + b1 Sx1 y + b2 Sx2 y) – (Sy)2
r2  =
                            n Sy2 – (Sy)2  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar