ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RUMAH MAKAN MINANG JAYA
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
Pada perkembangan zaman ini,
persaingan didunia bisnis semakin ketat, segala macam cara pelayanan yang
sangat menarik ditawarkan demi memanjakan konsumen, pelayanan yang baik, dan
tempat yang bersih dan nyaman untuk para pelanggan setianya.
Kepuasan konsumen merupakan aspek
penting yang harus diperhatikan khususnya untuk usaha yang bergerak dibidang di
dalam bidang jasa. Kepuasan konsumen akan bergantung pada pelayanan yang
diberikan sesuai dengan harapan konsumen karena sebagai salah satu bukti
keberhasilan pedagang untuk mendatangkan konsumen, dan menjadi pelanggang setia.
Rumah makan masakan padang Minang
Jaya merupakan salah satu rumah makan yang berada di kota Tangerang, kecamatan
Legok , yang terletak dijalan Raya Legok, Parung Panjang Rt 03 Rw 01. Rumah
makan ini mempunyai pangsa asar yang mencakup wilayah industry, terdapat banyak
pabrik disektar rumah makan ini, karena letaknya yang strategis sehingga mudah
dijangkau oleh konsumen.
Rumah makan ini terdapat beberapa
warung makan yang menjadi pesaing nya seperti, warteg, sate Madura, pecel lele,
warung nasi goreng, dan rumah makan masakan padang lainnya. Masalah utama yang
timbul adalah mempertahankan konsumen atau pelanggang agar melakukan pembelian
kembali dari menu yang ada pada rumah makan masakan padang ini tidak berpindah
kepada pesaingnya. Untuk melaksanakan itu perlu pengkajian data tentang tingkat
kepuasan konsumen terhadap Rumah Makan Masakan Padang ini agar menjadi lebih
baik dimasa yang akan datang.
Mengukur
kepuasan pelanggan merupakan salah satu kegiatan yang memegang peranan penting
agar dapat berhasil di dalam iklim bisnis ini . pengukuran kepuasan pelanggan
sangat tepat bagi setiap pemilik usaha tersebut untuk mengetahui apakah
pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemilik usaha
,sehingga pemilik usaha dapat meningkatkan pelayanan menjadi lebih baik dimasa yang akan datang .
berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas, penulisan akan memberi
judul
“ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RUMAH MAKAN MASAKAN PADANG MINANG JAYA”.
1.2.1 RUMUSAN MASALAH
Dalam
masalah ini yang dibahas oleh penulis adalah bagaimana tingkat kepuasan
pelanggan pada Rumah Makan Masakan Padang Minang Jaya?
Untuk
membatasi lingkup masalah, penulis melakukan pembatasan masalah pada 5 dimensi,
yaitu: dimensi kehandalan, dimensi ketanggapan, dimensi jaminan, dimensi
empati, dan dimensi berwujud.
1.2.2 BATASAN MASALAH
Peneliti
hanya melakukan peneliti pada pelanggan Rumah Makan Masakan Padang Minang Jaya
cukup dengan menggunakan penyebaran kuesioner dengan 50 responden.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan
konsumen terhadap Rumah Makan Masakan Padang Minang Jaya, Tangerang.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat
penelitian ini bagi penulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui kepuasan
konsumen terhadap suatu produk dan juga sebagai tambahan referensi bagi
penelitian lain yang sejenis.
1.5 METODE PENELITIAN
Dalam rangka
pengumpulan data untuk penulisan ilmiah ini, penulis melakukan penelitian
dengan cara :
1.5.1 Objek penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada
Rumah Makan Masakan Padang Minang Jaya Jln. Raya Legok, parung panjang
No.39 RT 03 RW 01 Cirarab, legok,
Tangerang 15820.
1.5.2
Pengumpulan Data / Variabel
Dalam penulisan
ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian langsung, yaitu dengan cara
pengumpulan data kualitatif, sebagai berikut :
a.
Kuesioner
/ angket yaitu mengajukan pertanyaan dengan cara membawa lembaran pada
pelanggan tersebut.
b.
Observasi
yaitu melakukan penelitian ke lapangan di Rumah Makan Masakan Padang tersebut
untuk mendapatkan data yang diperlukan
Penelitian
ini dilakukan untuk meneliti data data yang pindah dengan membaca buku buku
atau literature yang ada hubungan nya dengan masalah yang diteliti dan hasilnya
dikumpulkan serta dipelajari sebagai bahan acuan dalam penulisan ini:
1.5.3 Metode pengumpulan Data Variabel
Banyak
nya sampel berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan terhadap Rumah Makan Masakan
Padang Minang Jaya. Banyak nya sampel 50 responden untuk menjawab kuesioner
yang dibagikan oleh peneliti sebanyak 13 pertanyaan variable yang diambil
berdasarkan hasil kuesioner adalah
dimensi kehandalan, dimensi ketanggapan, dimensi jaminan, dimensi empati, dan
dimensi berwujud.
1.5.4 Hipotesis
Ho : Pelanggan merasa tidak puas terhadap pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Makan Masakan Padang Minang Jaya
Ha : Pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan
oleh Rumah Makan Masaka Padang Minang
Jaya
1.5.5 Alat Analisa
Alat analisa yang digunakan untuk menganalisa data
yang diperoleh dari hasil jawaban pelanggan, penulisan ilmiah ini menggunakan
rumus sebagai berikut:
=
Dimana :
= Pr x Pc x n
N = Jumlah data
Pr =
Proporsi kolom
Pc =
Propporsi baris
Α =
5%
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB
I : PENDAHULUAN
Baris tentang latar belakang, rumusan
masalah, bahasa masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, metodelogi
penelitian, dan sistematis penulisan.
BAB
II : LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA TEORI KEPUASAN KONSUMEN
Mengurai
tentang pengertian fan elemen elemen kepuasan konsumen secara pustaka dan
landasan teori.
BAB
III : METODOLOGI PENULISAN
Menguraikan hasil penelitian dan pengumpulan data
lapangan dengan kuesioner tentang variasi menu, kualitas bahan makanan,
kuantitas porsi dan menu makanan, rasa dari menu dan harga dari menu yang
disesuaikan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
BAB
IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan
hubungan antara elemen – elemen tingkat kepuasan konsumen berdasarkan landasan
teori dan masalah yang terjadi pada tingkat kepuasan konsumen terhadap Rumah
Makan Masakan Padang Minang Jaya berdasarkan kuesioner dan beberapa solusi baik
teori yang dipadukan dengan teori pustaka.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang hasil kesimpulan pembahasan dan
penyelasaian terhadap masalah tingkat kepuasan konsumen yang diajukan penulisan
serta saran – saran dari penulisan ilmiah ini.
BAB
2
LANDASAN
TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Karakteristik Usaha Restoran
Menurut Marsu WA, 1999,
restoran adalah Suatu bangunan yang diorganisasi secara komersial yang
menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan
maupun minuman.
Tujuan Operasi Restoran adalah
bisnis atau mencari untung dan membuat puas para konsumen. Di dalam bisnis ini
terjadi semacam barter antara pembeli dengan penjual, barter ini tidak akan
berjalan mulus kalau petugas petugas yang akan menangani pelayanan tidak
diseleksi secara cermat, didik dan dilatih dengan baik, diajar berkomunikasi
serta koordinasikan dengan teliti dan dipersiapkandengan kesungguhan hati.
Macam Macam Tipe Restoran
:
1.
A’la
Carte Restourant
A’la Carte Restourant
adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk jual makanan lengkap
dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka
inginkan. Tiap – tiap makanan didalam
restouran jenis ini mempunyai harga
sendiri – sendiri.
2.
Cafetaria atau Café
Cafeteria atau
Café adalah suatu atau restouran
kecil yang mengutamakan penjualan .
3.
Canteen
Canteen adalah restoran
yang berhubungan dengan kantor, pabrik, atau sekolah, tempat dimana para pekerja dan pelajar bisa
mendapatkan makan siang dan Coffee break.
4.
Specialty
Restaurant
Specialty
Restaurant adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya di sesuaikan
dengan tipe khas makanan yang disajikan.
5.
Family
Type Restourant
Family
Tipe Restourant adalah suatu restoran sederhana yang menhidangkan makanan dan
minuman dengan harga tidak mahal.
2.1.2 Kepuasan Konsumen
Kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang muncul. Setelah membandingkan antara
persepsi kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapa
– harapannya ( menurut Philip Kotler, 2002:42). Maka tingkat kepuasan merupakan
fungsi kinerja yang dirasakan dengan
harapan. Apabila kinerja dibawah harapan , maka pelanggan akan kecewa dan
apabila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan merasa sangat puas.
Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, harus menciptakan kepuasan
pelanggan, harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh
pelanggan yang lebih banyak dan
kemampuan untuk mempertahankan pelanggan nya. Harapan pelanggan dapat
direalisasikan, pendapat dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan
pesaingnya.
2.1.3
Faktor yang mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan
Menurut J. Supranto (2001:233) kepuasan konsumen adalah tingkat
perasaan seseorang yang membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakanya
dengan harapan. Jadi tingkat kepuasan merupakan istilah dari perbedaan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan apabila kinerja dibawah harapan,
pelanggan akan puas.
Menurut Handi Irawan D,
(2002:3) pelayanan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang, organisasi, atau
instansi kebutuhan orang lain dengan memberikan kemudahan – kemudahan.
Sedangkan menurut Fendy
tjiptono, (2001:51) pelayanan dapat
diartikan sebagai jasa, yaitu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual.
2.1.4 Tujuan Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Richard F. gerson ada pun tujuan pengukuran
kepuasan pelanggan adalah
sebagai berikut :
a.
Mempelajari
persepsi pelanggan
b.
Menetukan
kebutuhan, keinginan , persyaratan dan harapan pelangan
c.
Menutup
kesenangan
d.
Memanfaatkan
apakah oeningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan sesuai dengan yang
diharapkan pelanggan.
e.
Membawa
peningkatan laba perusahaan.
2.1.5
Pengertian Jasa
Sejumlah
ahli pada bidang jasa telah melakukan berbagai upaya dalam tujuan untuk dapat
merumuskan definisi jasa, namun demikian hingga saat ini belum ada satu
definisi yang dapat diterima secara bulat. Keanekaragaman definisi tentang jasa
tersebut dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli ekonomi sebagai berikut :
Definisi
jasa menurut Philip Kotler (2002;486).
“Setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk
fisik”.
Fandy
Tjitono (2005;16) mendefinisikan
“Jasa sebagai tindakan atau perbuatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak memiliki kepemilikan sesuatu”,
Berdasarkan
definisi diatas, pada dasarnya jasa tidak berwujud, tidak menghasilkan
kepemilikan, dapat memberikan kepuasan serta untuk menghasilkan tersebut
mungkin perlu atau tidak perlu juga memerlukan penggunaan benda nyata.
2.1.6 Karakteristik
Jasa
Jasa
memiliki karakteristik yang sangat mempengaruhi perencanaan program
pemasarannya tersendiri. Fandy Tjiptono (2005;18) meyatakan lima karakteristik
pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang. Kelima karakteristik iti
antara lain :
1.
Intangibility (tidak berwujud)
Jasa
berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda,
maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance),
atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
ddidengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.
2.
Insperability (tidak dapat
dipisahkan)
Barang
biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa pada
umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada
waktu dan tempat yang sama.
3.
Variability (berubah-ubah)
Jasa
bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan,
dan dimana jasa tersebut diproduksi.
4.
Perishability (kurangnya daya
tahan)
Perishability berarti jasa tidak
tahan lama dan tidak dapat disimpan. Bila permintaan bersifat konstan, kondisi
ini tidak menjadi masalah, karena staf dan penyedia jasa bias direncanakan
untuk memenihi permintaan.
5.
Lack
of ownership
Lack
of ownership
merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang,
konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya.
Mereka bias mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada
pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa
untuk jangka waktu yang terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa
penerbangan, dan pendidikan)
2.1.7 Kualitas
Pelayanan
Kualitas
pelayanan (service quality) dapat
diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang
nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika
jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa
yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan
sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah
daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.
Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagaiberikut:
Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagaiberikut:
1.
Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup.
2.1.8 Konsumen dan Keputusan Membeli
Dalam memahami
perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan
yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang
berbeda.
MenurutKotler(2001:144): Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktorfaktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor
MenurutKotler(2001:144): Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktorfaktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor
tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku
Konsumen
Sumber : (Kotler, 2001:144)
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi,preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.
Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:
Kebudayaan
1) Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi,keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Menurut Kotler dan Amstrong (1997:144) termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam keluarga.
2) Sub budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan system nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum.Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilainilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
Sumber : (Kotler, 2001:144)
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi,preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.
Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:
Kebudayaan
1) Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi,keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Menurut Kotler dan Amstrong (1997:144) termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam keluarga.
2) Sub budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan system nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum.Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilainilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
b.Faktor sosial
Kelas sosial merupakan
Pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen yang tersusun secara
hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang
serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan,
tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan,pendapatan, pendidikan, kekayaan
dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang
berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial
mereka.
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:
mereka.
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:
1) Kelompok
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi regular tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang
mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok
keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.
2) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat dan telah
diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri
dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
3) Peran dan status
Peran terdiri dari
aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada
disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan
statusnya dalam masyarakat.
C.
Faktor
pribadi
Faktor pribadi
didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan
orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama
terhadap
lingkungan.Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
lingkungan.Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
1)
Umur
dan tahap daur hidup
Orang mengubah barang
dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian,
perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk
oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga
sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam
bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana
pemasaran untuk setiap tahap.
2)
Pekerjaan
Pekerjaan
seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha
mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk
dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam
memasarkan produk menurut \
kelompok pekerjaan
tertentu.
3)
Situasi
ekonomi
Situasi
ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka
terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan
dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat
mengambil langkahlangkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan
mengubah harga produknya.
4)
Gaya
hidup
Pola
kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi,
berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga,
rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian
seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan
berinteraksi seseorang
secara keseluruhan di dunia.
5)
Kepribadian
dan Konsep Diri
Kepribadian
setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu
pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.Kepribadian
biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi,
kemudahan bergaul, otonomi,mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri,
dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku
konsumen untuk pemilihan produk atau merek
tertentu.
tertentu.
d. Faktor psikologis
Faktor
psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup
pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya
pada
waktu yang akan datang Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi
waktu yang akan datang Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi
Oleh faktor psikologi
yang penting:
1)
Motivasi
Kebutuhan
yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan.
Dalam urutan kepentingan, jenjang kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting. Kalau sudah terpuaskan, kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya. Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan apa yang terjadi dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan orang lain (kebutuhan sosial atau penghargaan) , bahkan tidak tertarik juga pada apakah mereka menghirup udara bersih (kebutuhan rasa aman)
Dalam urutan kepentingan, jenjang kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting. Kalau sudah terpuaskan, kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya. Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan apa yang terjadi dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan orang lain (kebutuhan sosial atau penghargaan) , bahkan tidak tertarik juga pada apakah mereka menghirup udara bersih (kebutuhan rasa aman)
2.2 Kajian Peneliti Sejenis
Menurut
penelitian Evana Agustina Baringbing (2009) dengan judul Penulisan Ilmiah “Analisis
Kepuasan Konsumen Terhadap Café Nasi Goreng Metro Agus Jakarta” bahwa pelanggan
merasa sangat puas dengan pelayanan Café tersebut dengan cara melakukan
pelayanan dengan baik dan meingkatkan fasilitas , kenyamanan dan kebersihan.
Menurut
penelitian Yanti Hamidah (2008) dengan judul Penulisan Ilmiah “Analisis
Kepuasan Terhadap Bubur Cirebon Joko tangerang” bahwa kepuasan konsumen
terletak pada pelayanan nya, sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Evana.
Apabila pelayanan baik maka konsumen akan merasa puas dan di barengi dengan
fasilitas – fasilitas yang cukup berkualitas.
2.3
Alat Analisis
2.3.1
Skala Untuk Instrument
1.
Skala Likert
Digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat danpersepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analsisi
kuantitatif, jawaban itu dapat diberi skor (1 – 5 atau disesuaikan dengan
kebutuhan).
a. Contoh bentuk checklist
- SS Sangat setuju skor 5
- ST Setuju skor 4
- RG ragu-ragu skor 3
- TS Tidak setuju skor 2
- STS Sangat Tidak setuju skor 1
Pertanyaan
|
Jawaban
|
|||||
SS
|
ST
|
RG
|
TS
|
STS
|
||
1
|
Prosedur kerja yang baru akan segera diterapkan di
perusahaan
|
Ö
|
||||
2
|
………………..
|
Bila
kuesioner tersebut diberikan kepada 100 orang, yang jawabannya sebagai berikut
:
25
orang menjawab SS
40
orang menjawab ST
5
orang menjawab RG
20
orang menjawab TS
10
orang menjawab STS
Berdasarkan
jumlah skor yang telah ditetapkan maka :
Jumlah
skor untuk :
25
orang x 5 = 125
40
orang x 4 = 160
5
orang x 3 = 15
20
orang x 2 = 40
10
orang x 1 = 10
Jumlah
skor ideak (kriterium) untuk seluruh item adalah :
5
x 100 orang = 500 (SS)
Jumlah
skor terendah
1
x 100 orang = 100 (STS)
Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap metode kerja baru
itu :
(350
: 500) x 100% = 70%
b.
Bentuk pilihan ganda
1. ProsedurProsedur kerja yang baru
akan segera diterapkan di perusahaan anda?
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat tidak setuju
- Skala Guttman
Dengan
skala ini, akan diperoleh jawaban yang tegas yaitu Ya - Tidak, Benar - Salah
dan lain-lain. Penelitian menggunakan skala Gutman dilakukan bila ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Skala
ini dpat pula dibentuk dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. Skor 1 untuk
skor tertinggi dan skor 0 untuk terrendah. (Analisa seperti pada skala likert).
Contoh
:
1. Apakah anda Setuju dengan
kebijakan perusahaan menaikkan harga jual?
a.
Setuju b. Tidak Setuju
- Semantic Deferential
Skala
ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat
positifnya terletak dikanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak
dibagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval
dan baisanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu
yang dipunyai oleh seseorang.
Responden
dapat memberi jawaban pada rentang jawaban yang positif sampai dengan neagtif.
Contoh :
Beri nilai gaya kepemimpinan Manajer anda
Bersahabat
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Tidak Bersahabat
|
Tepat
janji
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Tidak tepat janji
|
Memberikan
kepercayaan pada staf
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Mendominasi staf
|
2.3.2 Diagram Kartesius
Diagram
kartesius adalah sistem kordinat yang digunakan untuk meletakan titik pada
penggambaran objek berdasarkan pemasukan nilai tuas sumbu x dan nilai tuas
sumbu y dimana titik pertemuan ini nilai sumbu x dan sumbu y titik kordinat
dibentuk.
Titik-titik
pada koordinat Kartesius merupakan pasangan titik pada sumbu-x
dan sumbu-y (x, y). Di mana x disebut absis dan y disebut ordinat. Perpotongan
antara sumbu-x dan sumbu-y di titik 0 (nol) disebut pusat koordinat. sebagai contoh pada gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat sebuat titik di kordinat (1, 1) yaitu sumbu x diposisi 1 dan sumbu y diposisi 1.
dan sumbu-y (x, y). Di mana x disebut absis dan y disebut ordinat. Perpotongan
antara sumbu-x dan sumbu-y di titik 0 (nol) disebut pusat koordinat. sebagai contoh pada gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat sebuat titik di kordinat (1, 1) yaitu sumbu x diposisi 1 dan sumbu y diposisi 1.
2.3.3 Chi Square
Dalam teori probabilitas
dan statistika, distribusi
chi-kuadrat (Chi-square distribution) atau distribusi χ² dengan k derajat kebebasan k peubah acak normal baku yang saling bebas. Distribusi
ini seringkali digunakan dalam statistik inferensial, misalnya dalam
pengujian hipotesis, atau dalam konstruksi selang kepercayaan.
Ketika dibandingkan dengan distribusi chi-kuadrat nonsentral, distribusi
ini kadang disebut distribusi chi-kuadrat sentral. adalah distribusi jumlah kuadrat.
Salah
satu penggunaan distribusi ini adalah uji chi kuadrat untuk kepatutan (goodness
of fit) suatu distribusi pengamatan dengan distribusi teoretis, kriteria
klasifikasi analisis data yang saling bebas, serta estimasi selang kepercayaan
untuk simpangan baku populasi berdistribusi normal dari simpangan baku
sampel. Sejumlah pengujian statistika juga menggunakan distribusi ini,
seperti Uji Friedman. Distribusi chi-kuadrat merupakan kasus khusus distribusi
gamma.
Prosedur dan contoh soal Uji
Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut :
1). Urutkan data pengamatan (dari
data terbesar sampai dengan data terkecil atau sebaliknya)
2). Tentukan range nilai peluang
yang akan diambil
3). Tentukan nilai K, yaitu Variabel
Reduksi Gauss, untuk setiap nilai peluang
4). Masukkan nilai K tersebut dalam
persamaan berikut
XT = X + KTS
.......................................
rumus chi square :
Interpretasi hasil uji
adalah sebagai berikut :
1). Apabila peluang lebih
dari 5%, maka persamaan distribusi yang digunakan dapat diterima
2). Apabila peluang
kurang dari 1%, maka persamaan distribusi yang digunakan tidak dapat diterima
3). Apabila nilai peluang
diantara 1% – 5%, maka tidak mungkin diambil keputusan, diperlukan data
tambahan
Perhatikan gambar berikut :
α : luas daerah penolakan H0 = taraf nyata pengujian
0 + ∞
Pengunaan Uji χ²
Uji χ² dapat digunakan untuk :
a. Uji Kecocokan = Uji
kebaikan-suai = Goodness of fit test
b. Uji Kebebasan
c. Uji beberapa proporsi
Prinsip pengerjaan (b) dan
(c) sama saja
Uji Kecocokan (Goodness
of fit test)
Penetapan Hipotesis Awal dan Hipotesis
Alternatif
H0: frekuensi setiap kategori
memenuhi suatu nilai/perbandingan.
H1 : Ada kategori yang
tidak memenuhi nilai/perbandingan tersebut.
Uji Kebebasan dan Uji Beberapa Proporsi
Uji kebebasan antara 2 variabel memiliki prinsip pengerjaan yang
sama dengan pengujian beberapa proporsi.
(Berbeda hanya pada penetapan Hipotesis awal dan hipotesis
alternatif)
Penetapan Hipotesis Awal dan Hipotesis
Alternatif
A. Uji Kebebasan :
H0 : variabel-variabel saling bebas
H1 : variabel-variabel tidak saling bebas
B Uji Beberapa Proporsi :
H0 : setiap proporsi bernilai sama
H1 : ada proporsi yang bernilai tidak sama
Rumus Uji χ2
Data dalam pengujian ketergantungan dan beberapa proporsi
disajikan dalam bentuk Tabel Kontingensi.
Bentuk umum Tabel Kontingensi → berukuran r baris x k kolom
frekuensiharapantotalkolomtotalbaristotalobservasi x =()(
χ221=−=Σ(),,oeeijijijijrk
derajat bebas = (r-1)(k-1)
r : banyak baris
k : banyak kolom
o: frekuensi observasi
baris ke-i, kolom ke-j ij,
e : frekuensi ekspektasi
baris ke-i, kolom ke-j ij, )
Uji
X2
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Objek
Penelitian
Objek
yang digunakan peneliti ini yaitu pada :
Rumah Makan Masakan Padang Minang Jaya
Jln. Raya Parung Panjang
Rt 03 Rw 01
Tangerang 15820
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan
objek/subjek penelitian atau totalitas dari sebuah objek atau individu yang
akan diteliti yang mana memiliki karakteristik tertentu jelas atau lengkap,
sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau
merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara tertentu yang juga
memiliki karakteristik tertentu.
Populasi dan penelitian ini adalah
pelayanan dari Rumah Makan Minang Jaya tersebut terhadap pelanggan.
3.3 Data
/ variable yang digunakan
3.3.1 berdasarkan sumber data
Berdasarkan sumber data dapat dibedakan menjadi :
1.
Data primer : data yang
didapatkan atau dikumpulkan dari hasil penelitian atau observasi langsung
, dan wawancara ke Rumah Makan Minang Jaya
tersebut
2.
Data sekunder didapat
dari pihak lain, seperti jurnal , pustaka, kajian penelitian sejenis dan lain –
lain
3.3.2 Berdasarkan jenisnya, data dibedakan
menjadi :
1. Data numeric (kuantitatif) adalah
adalah data yang dinyatakan dalam besaran numeric (angka).
2. Data Kategorik (kualitatif) adalah
data yang diklarifikasian berdasarkan kategori / kelas tertentu.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi
Obserasi
merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Penulisan melakukan
pengamatan langsung kepada pengunjung.
3.4.2 kuesioner
Kuesioner
adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebaran daftar pertanyaan
kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan atau menyebarkan daftar
pernyataan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atau
kuesioner kepada pelanggan.
Penyebar
kuesioner dilakukan pada akhir bulan april dan minggu pertama bulan mei 2012, penulis
menyebarkan kuesioner pada jumlah kuesioner yang dibagikan sebanyak 25 atau
setengah dari jumlah sampel.
3.5 Alat analisis
Dalam
penulisan ilmiah ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis
dengan menggunakan uji chi square (
2)
Pendahuluan
Uji chi kuadrat adalah penguji hipotesis
mengenai perbandingan antara frekuensi observasi/ yang benar-benar terjadi/
actual dengan frekuensi harapan.
3.5.1 Pengertian Frekuensi Observasi dan Frekuensi
Harapan
Frekuensi
observasi adalah nilainya didapat dari hasil percobaan (0i)
Frekuensi
harapan adalah nilainya dapat dihitung secara teoritis.
3.5.2 Bentuk Distribusi Chi Kuadrat (
2)
Nilai
2 adalah
nilai kuadrat karena itu nilai
2 selalu positif
Bentuk
distribusi
2
tergantung dari derajat bebas (db).
Pengertian
α pada uji
2
sama dengan pengujian hipotesis yang lain, yaitu luas daerah penolakan Ho atau
taraf nyata pengujian.
Perhatikan
gambar berikut :
α = taraf nyata uji= Luas daerah
penolakan Ho
|
2
tabel (db.d) +
3.5.3 Pengguna Uji
2
Uji
2
dapat di gunakan untuk :
a. Uji
kecocokan = Uji kebaikan …..
b. Uji
kebebasan
c. Uji
beberapa proporsi
A.
Uji
kecocokan
Penetapan
hipotesis Awal dan Hipotesis alternative.
Ho
: Frekuensi setiap kategori memenuhi suatu nilai
H1
: Ada frekuensi suatu katagori yang tidak memenuhi nilai
Rumus
=
2
Keterangan :
K = banyaknya kategori
0 = frekuensi Observasi untuk kategori
ke-1
ei = frekuensi ekspektasi untuk kategori
ke-1
db = k-1
B.
Uji
kebebasan
Penetapan hipotesis awal dan hipotesis
alternative.
→ uji kebebasan
H0 = Variabel-variabel saling bebas
H1 = Variabel-variabel tidak saling
bebas
→uji beberapa
H0 = Setiap proporsi bernilai sama
H1 = ada proporsisi yang bernilai tidak
sama
Rumus
Uji
2
Data
dalam pengujian ketergantungan (hubungan) variable dan beberapa proposisi
disajikan dalam bentuk label kontingensi.
Bentuk umum tabel kontingensi → berukuran r baris x k kolom.
Frekuensi harapan sel ke II
keterangan :
db = (r-1) (k-1)
x = banyak baris
k = banyak kolom
0ij = frekuensi observasi baris ke-1 ,
kolom ke j
Eij = frekuensi observasi ekspektasi
baris ke-1, kolom ke j