Sindikasi welcomepage.okezone.com

Tampilkan postingan dengan label BY GOOGLE. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BY GOOGLE. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Januari 2011

TARIAN PENDET


            Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman tari Bali, I Nyoman Kaler, pada tahun 1970-an
yang bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi kahyangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali namun berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan pelatihan intensif.
Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura, yang menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewi ke alam marcapada, merupakan pernyataan persembahan dalam bentuk tarian upacara. Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman tari Bali mengubah tari Pendet menjadi tari “Ucapan Selamat Datang”, dilakukan sambil menaburkan bunga di hadapan para tamu yang datang, seperti Aloha di Hawaii. Kendati demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya. Tari Pendet tetap mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan keagamaan yang kental. Dan tari pendet disepakati lahir pada tahun 1950.
Pencipta atau koreografer bentuk modern tari Pendet ini adalah I Wayan Rindi (?-1967), merupakan penari yang dikenal luas sebagai penekun seni tari dengan kemampuan menggubah tari dan melestarikan seni tari Bali melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Semasa hidupnya ia aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari Pendet kepada keturunan keluarganya maupun di luar lingkungan keluarganya.
Menurut anak bungsunya, I Ketut Sutapa, I Wayan Rindi memodifikasi Tari Pendet sakral menjadi Tari Pendet penyambutan yang kini diklaim Malaysia sebagai bagian dari budayanya. Keluarga I Wayan Rindi sangat menyesalkan hal ini. Semasa hidupnya I Wayan Rindi tak pernah berpikir untuk mendaftarkan temuannya agar tak ditiru negara lain.

PELESTARIAN BUDAYA INDONESIA


Pelestarian Budaya Indonesia
Kebudayaan Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Setiap orang pasti bisa menyebutkan kebudayaan apa yang kita punya walau hanya sedikit. Misalnya saja batik dan angklung, atau pakaian-pakaian adat dari berbagai propinsi. Kebudayan-kebudayaan itu memiliki daya tarik yang sangat tinggi di mata dunia karena mereka sangat unik dan berkharisma. Sehingga sudah bukan hal yang aneh lagi bila banyak wisatawan dan petinggi dari luar negeri yang berkunjung ke Indonesia hanya sekedar untuk mencari semua itu. Namun tidak sedikit juga banyak pihak yang menginginkan kebudayaan kita menjadi milik bangsa mereka. Mereka saling berlomba-lomba untuk merebut kebudayaan yang kita punya dengan mengklaim secara sepihak di mata dunia.
Melestarikan budaya bukan hal yang tabu untuk kita lakukan pada saat ini. Bila kita menyadari, sebagian besar orang merasa canggung dan malu menunjukkan kebudayaannya sendiri dan lebih memilih untuk berbudaya seperti bangsa yang dianggap lebih berkuasa di mata dunia. Sangat ironis sekali. Padahal jika kita terus konsisten dengan kebudayaan yang kita punya dan terus berkembang mengikuti perkembangan dunia, tidak mustahil bangsa kita akan sejajar derajatnya dengan bangsa yang lebih kuat atau bahkan lebih daripada itu.