Rencong adalah salah satu senjata tradisional rakyat Aceh selain meriam dan senjata api. Konon, pada masa kerajaan Aceh di zaman dahulu setiap pria yang telah beranjak dewasa, harus memiliki sepucuk rencong untuk menjaga diri. Rencong memiliki makna filosofi religius dan ke-Islaman, gagangnya yang berbetuk huruf Arab diambil dari padanan kata
Bismillah. Padanan kata itu bisa dilihat pada gagang yang melekuk kemudian menebal pada bagian sikunya. Gagang rencong berbentuk huruf
Ba, gagang tempat genggaman merupakan aksara
Sin, lancip yang menurun ke bawah pada pangkal besi dekat gagangnya merupakan aksara
Mim, pangkal besi lancip di dekat gagang yang menyerupai lajur-lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya melambangkan aksara
Lam, bagian bawah sarung memiliki bentuk huruf
Ha, sehingga keseluruhan huruf “
Ba, Sin, Mim, Lam, Ha“, susunan huruf yang terbaca membentuk kalimat
Bismillah ini merupakan lambang yang memperlihatkan karakteristik rakyat Aceh yang sangat berpegang teguh pada kemuliaan ajaran Islam.
Bahan baku utama pembuatan rencong adalah besi putih, kuningan, dan

tanduk kerbau. Rencong memiliki tingkatan yaitu untuk raja atau sultan biasanya terbuat dari gading (sarung) dan emas murni (bagian belatinya). Sedangkan rencong-rencong lainnya biasanya terbuat dari tanduk kerbau ataupun kayu sebagai sarungnya, dan kuningan atau besi putih sebagai belatinya. Rencong jenis besi putih, disebut memiliki banyak khasiat karena bisa mengusir makhluk halus seperti halnya jin dan setan yang mencoba untuk mengganggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar